Sabtu, 05 Mei 2012

Pemberian Yang Terbaik



 Linda adalah seorang gadis kecil yang tampaknya baru hampir lima tahun. Mereka, ia dan ibunya, sedang antri ditoko menunggu mau bayar dikasir. Tiba tiba ia melihat sebuah gelang yang bagus. 'Ma tolong beliin ya, Ma? Boleh kan Ma...., belikan..??'
Kemudian ibu itu memeriksa gelang tersebut, lalu kembali ia menatap muka putrinya yang memandang keatas dengan mata kecilnya yang begitu penuh permohonan. Lima belas ribu bukanlah uang yang sedikit bagi dirinya yang selalu hidup pas pasan. Akhirnya ia pun jongkok didepan anaknya sambil berkata, 'Nak jangan sekarang kita beli, besok saja kalau sudah cukup uang baru kita membelinya'
Begitu Linda sampai rumah, ia segera keluarkan tabungannya. Namun ternyata
seluruhnya hanya ada Rp 5.000,00 Kurang Rp 10.000,00 Akhirnya Linda bekerja keras -yang tentu saja pekerjaan model anak kecil- hanya untuk sekedar memperoleh upah agar bisa membeli gelang tersebut.
Hingga tepat pada hari ultah ia bisa memperoleh uang yang cukup untuk membeli gelang itu. Linda begitu senang pada gelangnya. Selalu ia pakai gelang tersebut di manapun dia berada kecuali pada saat mandi dan tidur.
Setiap malam sebelum Linda tidur ayahnya selalu membacakan cerita atau dongeng anak-anak sebagai pengantar tidur Linda. Suatu malam selesai bercerita,
ia bertanya, 'Linda, kamu cinta Papa?'
'Iya Paaaa, pasti. Papa tahu Linda cinta pada Papa.'
'Kalau begitu, berikan gelangmu itu.'
'Lho, jangan gelangku... Papa boleh ambil boneka-bonekaku tapi jangan gelang ini, Pa,' jawab Linda sambil memegangi gelangnya seakan protes akan kehendak ayahnya
'Ya sudahlah, sayang, Papa cinta kamu, selamat malam.' Cup.. Cup..
Beberapa hari kemudian, setelah habis dongeng, ayah Jenny bertanya lagi. Dan Lindapun tetap menolaknya. Hal ini berlangsung selama beberapa kali. Sampai suatu saat sang hanya datang hendak mendongeng ia melihat raut muka sedih pada diri Linda. Waktu didekatinya, ia melihat dagu anaknya bergemetaran dan diam-diam sebutir air mata jatuh dipipinya.
'Ada apa sayang ? Kena apa kamu, nak?'
Linda membisu dan hanya mengangkat tinggi-tinggi tangannya yang kecil itu kearah ayahnya. Saat genggamannya ia buka, disitu ada gelang kecil miliknya. Dengan bibir yang bergetar Linda bilang, 'Pa Linda meyukai gelang ini tapi Linda lebih sayang ama Papa... ini Pa gelang yang Papa minta'
Dengan air mata memenuhi matanya sendiri, ayah Linda pun mengulurkan tangannya mengambil kalung murahan itu, dan dengan tangan lainnya ia merogoh kantungnya, mengeluarkan sebuah kotak hitam berisi gelang emas asli dan memberikannya kepada Linda. Sudah sekian lama Ayah Linda ingin memberikan gelang itu kepada Linda. Dia hanya me-nunggu-nunggu saatnya sampai Linda mau menyerahkan dan melepaskan barang palsu murahan itu sehingga ia bisa memberinya harta tulen yang sejati.
Sama juga halnya dengan Tuhan kita. Dia sedang dan selalu menunggu sampai kita mau melepaskan segala hal yang ngak perlu dalam hidup kita agar Ia bisa memberikan kita harta karun yang indah.
Kadang memang amat sulit untuk melihat apa yang ada dalam tangan satunya, namun satu hal ini boleh kita imani..... bahwa Tuhan tidak akan mengambil sesuatu tanpa memberimu sesuatu kembali yang jauh lebih
baik sebagai gantinya.





(Dikutip dari cerita kawan)

like...