PENGANTAR UMUM
FORMAT EVALUASI
SILABUS PEMBINAAN
PMKRI adalah
organisasi pembinaan dan perjuangan yang mengkhususkan pengkaderan kader-kader
muda agar sedapat mungkin berperan dalam pembangunan Gereja dan bangsa. Kader
merupakan seseorang yang memiliki kedisiplinan dan
dedikasi yang penuh, memiliki mental perilaku yang baik, serta kemampuan
berpikir sistematis, realistis, dialektis, logis-rasional dan radikal di
samping pengetahuan yang kokoh terhadap watak organisasi dan masa depan
organisasi. Dalam PMKRI sendiri, kader
adalah subjek belajar dan bukan objek belajar. Sebagai subjek belajar,
partisipasi dann keterlibatan aktif dari kader dalam proses belajar tersebut
adalah keharusan. Partisipasi aktif tersebut bertujuan agar pembinaan yang
dilakukan harus sampai pada praksisnya. Dengan kata lain, pembinaan di PMKRI
tidak dilakukan secara parsial tetapi lebih dari pada itu pembinaan di PMKRI
menekankan kebersatuan antara teori dengan aksi atau dalam bahasa Brian McCall
disebut praksis.
Brian McCall berpendapat
bahwa praksis adalah pemahaman tentang dunia dan kehidupan serta hasrat untuk
merubahnya. Agar kader-kader hasil
pembinaan PMKRI mencapai level praksis tersebut, maka pembinaan itu diarahkan
untuk melahirkan kader-kader yang sungguh-sungguh memiliki nilai jual dan nilai
pembeda yang mencakup 3 (tiga) aspek penting yaitu Kognitif (pikiran), Afektif (perasaan), dan Phisikomotorik (sikap/tingkah laku).
Dalam proses pembinaan, ketiga aspek tersebut harus dilakukan secara utuh, holistik, dan komprehensif.
Dalam rangka
mencapai target peminaan tersebut di atas, maka dalam sistem pembinaan di PMKRI
kita mengenal pembinaan formal berjenjang, informal, dan nonformal. Tidak
bermaksud mengesampingkan diskusi tentang pembinaan informal dan nonformal,
dalam kontkes ini perlu dilakukan suatu studi mendalam tentang silabus
pembinaan formal berjenjang di PMKRI sebagai acuan dalam pembinaan. Bahwa harus
diamini, dari segi proses, pembinaan formal berjenjang di PMKRI selama ini
dinilai terlalu panjang dan belum memiliki ukuran yang jelas. Hasil yang
dicapai pun tidak menunjukkan kualitas seperti yang diharapkan. Hal itu tidak
sebanding dengan banyaknya waktu, energi, dan biaya yang dikeluarkan oleh
perhimpunan. Dengan kata lain, pembinaan formal berjenjang di PMKRI terkesan
kurang efektif. Kesadaran akan hal itu, telah digulati oleh para pendahulu kita
sehingga kemudian mereka melakukan perubahan sistem pembinaan formal yang lebih
pendek sebagaimana ditunjukkan di bawah ini:
-
Sebelum Tap MPA
Tahun 2000:
MPAB MABIM LKTD LKTM LKTN
-
Sesudah Tap MPA
Tahun 2000:
MPAB MABIM LKK KSR KSN
Sebagaimana
diketahui, implementasi sistem pembinaan PMKRI memiliki landasan
filosofis yakni pendidikan yang
membebaskan, emansipatoris, dan intelektual populis. Ketiga filosofi
tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang harus dijadikan sebagai landasan
dalam menjalankan pembinaan di PMKRI. Integrasi filosofi pembinaan tersebut
bermuara pada upaya memperjuangkan visi - misi organisasi sebagai roh sekaligus
ideologi perhimpunan. Selain itu, Tiga
Benang Merah PMKRI (intelektualitas, kristianitas, dan fraternitas) dan enam Identitas
kader PMKRI (sensus catholicus, sensus hominis, universality, man for others,
magis samper, dan pribadi yang
menjadi teladan), merupakan bagian penting dalam proses pembinaan PMKRI.
Arahnya adalah menciptakan kader yang berintelektual populis, peka terhadap perubahan, dan mampu berperan sebagai
organizer. Oleh karena itu, maka sasaran pembinaan kader dikuatkan pada
aspek kognisi, afeksi, dan psikomotorik Kader. Ketiganya harus dikemas dalam pembinaan yang terintegrasi
menjadi satu kesatuan yang utuh, dengan tetap menjadikan, metodologi pedagogis
yang membebaskan, andragogis sebagai komponen utama, berorientasi pada proses (process oriented), dan daur
belajar dari pengalaman yang distrukturkan (structural
experience learning circle) sebagai landasan pengaplikasian pembinaan.
Tiga Benang
Merah (intelektualitas, kristianitas, dan fraternitas) sebagai roh perhimpunan
merupakan satu kesatuan. Selama ini Tiga Benang Merah dalam aplikasinya
dimaknai secara sepotong-potong (parsial) sehingga menjadi tidak jelas. Untuk itu, perlu adanya
penegasan kembali makna pokok pikiran Tiga Benang Merah sehingga tidak diterjemahkan
secara keliru dan juga hanya sebatas verbalisme dan formalitas semata. Pada
akhirnya Tiga Benang Merah ini harus dipahami sebagai satu kesatuan, integral,
tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain. Tiga benang merah harus selalu
menjadi landasan dan sebagai satu kesatuan adalah sebagai berikut:
Ø Intelektualitas
|
:
|
Penguasaan ilmu pengetahuan harus diabdikan bagi
kesejahteraan umat manusia (visi etis)
|
Ø Kristianitas
|
:
|
Keberpihakan kepada kaum tertindas (preferential
option for the poor) dengan Yesus
sebagai teladan gerakan
|
Ø Fraternitas
|
:
|
Penghargaan
yang sama kepada sesama umat manusia sebagai wujud persaudaraan sejati dalam
solidaritas kemanusiaan yang menembus sekat-sekat Primordial
|
Jenis-Jenis
Pembinaan
Sebagaimana telah
diterangkan di atas, sistem pembinaan PMKRI mencakup 3 (tiga) bagian yakni:
1.
Pembinaan
Formal
a.
Pembinaan Formal Berjenjang yang
dilakukan di tingkat cabang, mencakup:
1) Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) – diorientasikan
kepada pengenalan
PMKRI secara umum;
2)
Masa Bimbingan (MABIM) – diarahkan pada ideologisasi visi, misi, dan nilai-nilai dasar PMKRI;
3) Latihan
Kepemimpinan Kader (LKK) – berorientasi kepada radikalisasi pemikiran dan
pengembangan skill berorganisasi.
b. Konferensi Studi Regional (KSR) dilakukan di tingkat
Regional. KSR merupakan forum kajian ilmiah yang bertujuan untuk mengkaji
bidang-bidang tertentu (kemasyarakatan, kemahasiswaan, dan keorganisasian) yang
menjadi kebutuhan cabang-cabang dalam satu region.
c. Konferensi Studi Nasional (KSN) dilakukan di tingkat
Nasional. Sebagaimana KSR, KSN juga merupakan forum kajian ilmiah untuk
melakukan kajian mendalam suatu persoalan dalam skala nasional baik yang
bersifat kemasyarakatan, kemahasiswaan, atau keorganisasian. Pemilihan soal
yang dikaji ditentukan berdasarkan kebutuhan organisasi.
2.
Pembinaan
Informal
a. Merupakan proses keseharian di cabang yang bersangkutan.
b.
Pendampingan
dapat dilakukan dengan:
1) Pembentukan
Kelompok Minat.
2) Proses
pemberdayaan (empowering) dan setelah
berdaya dapat memampukan orang lain agar memberdayakan orang lain (enablement).
3) Telibat dalam kegiatan-kegiatan baik internal maupun
eksternal cabang.
3.
Pembinaan
Nonformal
a.
Sifatnya pengembangan kapabilitas dan
kompetensi yang disesuaikan dengan analisa kebutuhan (need assessment) cabang yang dapat difasilitasi oleh
lembaga-lembaga yang dibentuk di Pengurus Pusat.
b.
Bentuk Pembinaan nonformal:
1) Pelatihan
Analisa Sosial (Ansos)
2) Pelatihan
Advokasi
3) Pelatihan
Aplikasi Tehnologi Informasi
4) Seven
Habits Training
5) Training
For Trainers
6) Designing
Training Programme
7) Pelatihan
HAM
8) Pelatihan
Management Keuangan
9) Pelatihan
Jurnalistik
10) Pelatihan
Metodologi Riset
11) Pelatihan
Fund Rising
12) Pelatihan
Rekonsiliasi Konflik
13) Pelatihan
Management Strategic
14) Dan
lain-lain
Materi
Pembinaan
Secara umum materi pembinaan PMKRI terdiri atas:
a. Keorganisasian
b. Kemasyarakatan
c. Ke-PMKRI-an
d. Kristianitas
Tindak
Lanjut:
Selanjutnya perlu dilakukan follow up yang kontinue dan konsisten
melalui pembinaan informal dan nonformal sebagai kesatuan dengan pembinaan
formal karena hasil dari pembinaan formal saja belum cukup.
NAMA CABANG : Kupang
ST. PELINDUNG : St. Fransiskus Xaverius
FORMAT
EVALUASI SISTEM PEMBINAAN PMKRI
No.
|
Masa
Penerimaan Anggota Baru (MPAB)
|
||
1.
|
Tahun
2012
|
||
Materi yang
digunakan selama 5 tahun terakhir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
2.
|
Tahun
2011
|
||
Materi yang
digunakan selama 5 tahun terakhir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
|||
3.
|
Tahun
2010
|
||
Materi yang
digunakan selama 5 tahun terkahir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
|||
4.
|
Tahun
2009
|
||
Materi yang
digunakan selama 5 tahun terakhir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
|||
5.
|
Tahun
2008
|
||
Materi yang
digunakan selama 5 tahun terakhir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
FORMAT
EVALUASI SISTEM PEMBINAAN PMKRI
No.
|
Masa
Bimbingan ( MABIM )
|
||
1.
|
Tahun
2012
|
||
Materi yang
digunakan selama 5 tahun terakhir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
|||
14.
|
|||
15.
|
2.
|
Tahun
2011
|
||
Materi yang
digunakan selama 5 tahun terakhir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
|||
14.
|
|||
15.
|
|||
16.
|
|||
17.
|
|||
18.
|
3.
|
Tahun
2010
|
||
Materi yang
digunakan selama 5 tahun terakhir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
|||
14.
|
|||
15.
|
4.
|
Tahun
2009
|
||
Materi yang
digunakan selama 5 tahun terakhir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
|||
14.
|
|||
15.
|
5.
|
Tahun
2008
|
||
Materi yang digunakan
selama 5 tahun terakhir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
|||
14.
|
|||
15.
|
FORMAT
EVALUASI SISTEM PEMBINAAN PMKRI
No.
|
Latihan
Kepemimpinan Kader ( LKK )
|
||
1.
|
Tahun
2012
|
||
Materi yang digunakan
selama 5 tahun terakhir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
|||
14.
|
|||
15.
|
2.
|
Tahun
2011
|
||
Materi yang
digunakan selama 5 tahun terakhir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
|||
14.
|
|||
15.
|
3.
|
Tahun
2010
|
||
Materi yang
digunakan selama 5 tahun terakhir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
|||
14.
|
|||
15.
|
4.
|
Tahun
2009
|
||
Materi yang
digunakan selama 5 tahun terakhir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
|||
14.
|
|||
15.
|
5.
|
Tahun
2008
|
||
Materi yang
digunakan selama 5 tahun terakhir
|
1.
|
||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
|||
9.
|
|||
10.
|
|||
11.
|
|||
12.
|
|||
13.
|
|||
14.
|
|||
15.
|
Catatan:
1. Diharapkan
kepada DPC untuk mengisi form berdasarkan materi – materi yang disampaikan
dalam Pembinaan Formal berjenjang selama 5 tahun terakhir.
2.
Untuk pertanyaan persentase
pemateri dibagi dua, yaitu Pemateri internal organisasi
(Anggota
Biasa dan Pengurus DPC/BSO) dan Pemateri eksternal organisasi (Alumni, orang yang
bukan Anggota Biasa PMKRI dan bukan Pengurus DPC/BSO). Jawaban dijawab
berdasarkan skala perbandingan persentase (%).
3.
Untuk kolom Keterangan
bagian Usul, DPC dapat mengusulkan materi – materi yang ingin ditambahkan pada
Silabus Sistem Pembinaan PMKRI.
4.
Untuk cabang – cabang
yang tidak melaksanakan LKK selama 5 tahun terakhir agar tidak mengisi Form bagian
LKK.
5.
Hasil Form ini akan
dievaluasi oleh PP sebelum kegiatan Lokakarya Nasional (LOKNAS) dan diharapkan
setiap DPC dapat mempertanggung jawabkan hasil evaluasi tersebut pada kegiatan
Lokakarya Nasional (LOKNAS).
6.
Diharapkan Form
evaluasi ini dikembalikan ke PP selambat – lambatnya minggu pertama February
tahun 2013.
7. Kontak
Person; 082196504828 ( Aris / PPK PP PMKRI/ Kordinator SC LOKNAS ) dan
081339643611 ( Anton / LKIS PP PMKRI/Sekretaris SC LOKNAS).