Rabu, 12 Desember 2012

LOKAKARYA NASIONAL SILABUS PEMBINAAN PMKRI 2013


Rekontruksi Silabus Pembinaan Menuju PMKRI  Yang   Kontributif, Berbasis, Konsisten.


Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) merupakan organisasi pembinaan dan perjuangan bagi elemen muda dan mahasiswa yang keberadaaannya mempunyai peran penting dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa, melalui pendidikan dan kaderisasi guna menjawab gejolak sosial serta menjadi pemimpin gereja dan bangsa yang dapat melanjutkan tonggak kepemimpinan yang berjiwa sosial dan peduli terhadap kaum tertindas, papah dan marginal, maka sebagai wadah  pembinaan dan perjuangan, PMKRI berfokus pada peningkatan kapasitas kader dan pembentukan karakter kader agar dapat mencerminkan nilai-nilai cinta kasih yang berlandaskan pada Visi : “Terwujudnya Keadilan Sosial, Kemanusiaan dan Persaudraan sejati”, Misi: “Berjuang dengan Terlibat aktif dan berpihak pada kaum-kaum tertindas melalui kaderisasi intelektul populis yang dijiwai nilai-nilai Kekatolikan demi terwujudnya keadilan sosial, kamanusiaan dan persaudaraan sejati”dan menjadi pribadi yang mencirikan enam identitas kader (a). Sensus Chatolicus:  Rasa Kekatolikan. (b).Semangat Man For Others: Panggilan hidup misioner yang menuntut sikap siap sedia.  Bahwa setiap kegiatan hidup tidak hanya didasarkan pada kepentingan diri sendiri melainkan sejauh mungkin diabdikan pada kepentingan sesama yang lebih besar. (c) Sensus Homini: Rasa kemanusiaan, terdapat kepekaan terhadap segala unsur manusiawi yang meliputi solidaritas pada setiap pribadi manusia. (d).Pribadi Yang Menjadi Teladan: Kemampuan untuk menjadi pribadi yang menjadi garam dan terang dunia, dalam pola pikir, sikap, dan tingkah laku. (e).Universalitas: Sikap siap sedia untuk memasuki celah-celah dan dimensi kehidupan masyarakat yang paling membutuhkan dan menerobos tembok-tembok diskriminasi dalam bentuk apapun. (f). Magis Semper: Semangat lebih dari sebelumnya yang hanya dapat dicapai dengan kerja keras, mutu, magis, dan profesional serta prinsip tiga benang merah (kristianitas, intelektualitas dan fraternitas) yang diharapkan dapat termaktub dalam diri seorang kader PMKRI.
Sebagai organisasi kaderisasi yang selalu konsisten untuk pembinaan kader-kader nya dengan berbagai bentuk dan metode yang telah disepakti bersama secara nasional tentunya menjadi salah satu keunggulan yang di miliki PMKRI di banding dengan organisasi-organisasi lainnya.  Dan menjadi sebuah kebanggaan bagi setiap anggota PMKRI karna di bina melalui sebuah sistem dengan standarisasi yang terukur dan sistematis. Sistem yang diterapkan ini tentunya menjadi modal besar bagi para kader ketika sudah lepas dari PMKRI dan terjun di masyarakat. Namun seiring waktu berjalan secara perlahan-lahan sistem dan silabus pembinaan di PMKRI semakin terlupakan dan tidak ter-transfer dengan baik ke generasi-generasi berikutnya. Hingga saat ini pun banyak cabang-cabang yang tidak mempunyai data atau panduan tentang sistem dan silabus pmbinaan PMKRI, hal ini tentunya akan sangat mempengaruhi kualitas para kader-kader berikutnya, dalam hal ini pula PMKRI harus selalu siap untuk merekonstruksi silabus pembinaan demi mengikuti perkembangan jaman yang semakin moderen dan mencoba berbagi metode-metode atau materi-maateri baru yang perlu diterapkan dan dijadikan materi wajib sehingga para kader-kader PMKRI mampu selalu bersaing di tengah tantangan globalisasi saat ini.
Berbagai monitoring dan evaluasi (Monev) terus dilakukan terhadap perkembangan kaderisasi di perhimpunan ini. Setelah dilakukan evaluasi terhadap perkembangan kader dan kaderisasi di PMKRI ditemukan segudang persoalan yang melilit perhimpunan ini. Persoalan-persoalan tersebut adalah: terjadinya pergeseran nilai dan kultur perhimpunan yang diwariskan oleh para pendiri perhimpunan, adanya perbedaan yang sangat signifikan perkembangan kader antara cabang yang satu dengan cabang yang lainnya, adanya penurunan secara drastis terhadap kuantitas anggota (mahasiswa) yang masuk membina dirinya di PMKRI, munculnya sikap primordialisme yang berkelebihan, adanya kekaburan korelasi/sinergisitas antara sistem pembinaan yang berlaku di PMKRI khususnya pada sistem pembinaan formal berjenjang, terjadinya kerancuan metode pembinaan yang diterapkan di cabang-cabang khususnya yang berbentuk pembinaan formal berjenjang, materi-materi pembinaan yang disajikan dirasakan sudah tidak kontekstual, output kader setelah ber-PMKRI kurang berkualitas, dan berbagai kejanggalan-kejanggalan sistem pembinaan lainnya.
Sistem pragmatisme telah menjadi virus yang sedang menggerogoti setiap kaum muda saat ini, sehingga seringkali mengabaikan hal-hal yang bersifat formal dan prinsip. Sehinggal tidak mampu menguasai secara utuh dan bertahap terkait silabus pembinaan yang ada yang tentunya berdampak pada kwalitas dan eksistensi PMKRI di mata masyarakat. Ini lah salah satu kegelisahan PMKRI sehingga kita perlu melakukan rekonstruksi silabus pembinaan PMKRI untuk memenuhi kebutuhan dan tanggungjawab maka dalam forum  Majelis Permusyawaratan Anggota XXVI PMKRI di Pontianak telah menetapkan Nomor: 04/TAP/MPA-XXVI/2011 tentang Lokakarya Nasional Silabus Pembinaan PMKRI dan akan dilaksanakan di Kupang.
Open Ceremony Lokakarya Nasional PMKRI 2013 di Aula Utama El Tari Kupang
Sebuah harapan besar agar melalui momentum lokakarya nasional ini segenap kader PMKRI mampu melakukan evaluasi dan diskusi secara kritis, cerdas, objektif, dan bertanggungjawab dalam melakukan rekonstruksi Silabus Pembinaan PMKRI, sehingga kegelisahan selama ini akan kemerosotan pembinaan PMKRI yang mengakibatkan pada tampilan kader serta output kader yang kian hari semakin rapuh dapat segera diatasi dan perbaiki kembali. (Sekpan Loknas PMKRI)

like...