Sabtu, 05 Mei 2012

MATERI MPAB PMKRI “KEWIRAUSAHAAN”


Oleh: Fary Dj Franscis.
Alumni MMA IPB Bogor, P&RC Ohio University, USA dan
 “Community Development”
Somneed Institute, India
franscisfary@yahoo.com
Pengalaman Profesi :
l  National Expert  JICA-BAPPENAS , Program Pengembangan Kemitraan untuk Pemberdayaan Masyarakat di 10 Propinsi Indonesia Timur.
l  Direktur INCREASE , Lembaga Riset dan Training Partisipatif di Kupang, NTT, Sebagai In-House Consultant untuk Program Pemberdayaan Masyarakat pada JICA, CARE, Plan, UNICEF, GTZ, WVI, CWS, AUSAID, ADB, StC. 2003-sekarang.
l  OXFAM Information Team Leader , Program Rehabilatasi Pengungsi Ex Timor Timur di Wilayah Timor Barat, 2001-2003
l  UNHCR Timor Barat ; Manager of Mass Informastion support Group, Program Penanganan Pengungsi Ex Timor Timur di NTT Pasca Referendum Timor Leste. 1999-2000.
l  United Mission for East Timor (UNAMET). Team Observasi untuk Penentuan Jejak Pendapat Timor-Timur.1999
l  AUSAID, Konsultan untuk Program Pengembangan Mekanisme Perencanaan Partisipatif Untuk Program Perencanaan Pembangunan Desa di Timor Timur (P3MD Pola Timor Timur). 1997-1998
l  Dosen Pada Universitas Timor Leste, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dan Kepala Pusat Study Pengembangan Usaha Kecil dan Mikro  Pada Lembaga Penelitaian dan Pengembangan Masyarakat Universitas Timor Leste. (1990-2000).
l  Konrad Adeneauer Stiftung (KAS) Germany -ETADEP, Training Facilitator untuk Pengembangan Industri Kecil dan Menengah di Timor Timur. (1990-1995).

Semuanya mulai dari ‘miskin’, tetapi…
l  Miskin itu apa?
l  Kapan dan mengapa masyarakat mulai mengakui dirinya sebagai orang miskin?
l  Jika pendapatan per kapita rendah, apakah masyarakatnya miskin?
l  Apakah orang ‘miskin’ harus selalu dibantu atau diberdayakan oleh orang kaya?
l  Apakah pasti bahagia jika tidak miskin lagi?
Pengaruh Citra Pihak Luar

Penilaian Pihak luar
tertinggal
belum maju
jaraknya jauh
SDM kurang
tidak bisa apa-apa
perlu diberdayakan    
Perasaan orang dalam
Kami…
              tak beruntung
              tidak mampu
              tidak pintar
              tak punya apa-apa
              wajar dibantu
Bukankah ‘miskin’ juga demikian?
Tidak ada…, minta…

l  Tidak ada uang
→ Minta bantuan dana.
l  Tidak ada orang pintar.
→ Minta beasiswa dan pelatihan.
l  Tidak ada teknologi, alat dan mesin
→ Minta bantuan teknologi, alat dan mesin.
l  Tidak ada akses pasar
→ Minta informasi pasar.
l  Tidak ada di sini → Minta dari luar.

Keseragaman Penilaian
l  Daerah juga harus menjadi seperti Jakarta atau Singapore jika ingin maju.
l  Hal-hal yang kuno dan tradisional harus diganti dengan yang baru.
l  Tidak bisa berkembang jika tidak ada SDM lulusan perguruan tinggi.
l  Yang miskin harus terus-menerus dibantu oleh yang kaya.
→Apakah semua ini benar?

Kita Selalu…
l  Kita selalu mencari apa yang kita tidak punya tanpa melihat apa yang kita punya.
l  Kita selalu menganggap bahwa orang luar mempunyai hal-hal yang lebih bagus daripada yang kita punya.
l  Kita selalu menjelekkan diri sendiri sambil dibandingkan dengan orang luar.
l  Kita selalu lebih percaya hal-hal yang ada di luar daripada yang ada di dalam
“Daerah kita tidak punya apa-apa ?”
“Daerah kita miskin ?”

Ternyata Daerah memiliki:
Keunggulan                                           Kekuatan
Gunung                                                 Budaya
Laut                                                       Sejarah
Sungai                                                   Makanan Khas


Kelemahan: Manusia
Kejelekan: Kehidupan Sehari-hari
Sebetulnya kita miliki
macam-macam !!!


Sampai sejauh manakah
Kita memahami
tentang Daerah kita sendiri?
Apa yang dicari?

Plus (+) :  i) Hanya ada di sini.
ii) Ada di mana-mana.

Minus (-) : Hal-hal yang nilainya kurang,
                ingin dibuang.
                iii) karena terlalu banyak.
iv)  karena nilainya negatif.
Minus juga bisa saja dijadikan plus !

Mari kita mencari
 ‘Apa yang ada’ di Daerah kita !
Mari kita mencari
 ‘Apa yang ada’ di Daerah kita !
l  Jalan-jalan bersama BUMI (orang setempat) dan ANGIN (orang luar).
l  ANGIN tidak mengajar, tapi bertanya dan terkejut pada keunikan kehidupan BUMI, terutama hal-hal yang tidak diperhatikan oleh BUMI karena terbiasa.
l  ANGIN tidak boleh membawa prasangka.
l  Awalnya ANGIN belajar dari BUMI. Namun BUMI juga menyadari ketidak-tahuannya, dan akhirnya belajar dan mendapat temuan-temuan baru tentang Daerahnya.

Pembangunan mulai dari “makan” (1)
Makanan - Kesehatan – Pembangunan
l  Kegiatan manusia yang paling pokok adalah “makan”. Manusia harus makan untuk hidup dan sehat.
l  Makanan yang sehat menciptakan manusia yang sehat.
l  Daerah yang sehat menciptakan makanan yang sehat.
l  Negara menjadi sehat jika daerahnya sehat.

Pembangunan mulai dari “makan” (2)
Kesehatan - Gizi - Pendidikan - Pertanian
l  Masyarakat desa sehari-hari makan apa? Apakah makanan dan cara makannya sehat dari segi ilmu gizi?
l  Makanan tersebut berasal dari mana? Dari desa sendiri atau dari luar desa?
l  Usaha tani atau nelayan di desa untuk dikonsumsi/dimakan oleh siapa?
l  Ibu rumah tangga adalah koki yang paling berpengalaman: 365 hari masak / tahun

Pembangunan mulai dari “makan” (3)
Produksi - Pamasaran - Pendidikan - Khas Daerah
l  Produk pertanian/perikanan untuk anak dan cucu di desa. Sisanya dijual ke luar.
l  Hubungan langsung antara petani/nelayan di desa dan konsumen di kota. Produk sehat untuk orang tertentu.
l  Perbaikan gizi makanan dan cara makan lewat pendidikan gizi dan kesehatan.
l  Menghasilkan makanan yang khas daerah.

Pembangunan mulai dari “makan” (4)
Kehidupan - Hubungan - Kebahagiaan
l  Pendapatan (uang) belum tentu digunakan untuk makan. Pertanian untuk hidup.
l  Tanpa uang pun bisa hidup jika prioritas produksi pertanian untuk konsumsi sendiri.
l  Produsen lebih memperhatikan proses produksi jika untuk orang tertentu. Kehormatan oleh konsumen memberi semangat pada produsen.
l  Makan --- membahagiakan masyarakat

Beberapa Catatan Terakhir
l  Memperhatikan jati diri kita tidak sama dengan menutup diri terhadap dunia luar.
l  Memanfaatkan pihak luar yang baik untuk membuka wawasan masyarakat setempat.
l  Jangan takut pada globalisasi jika sudah ada kepercayaan diri tentang kearifan dan pengetahuan lokal.
l  Otonomi daerah membuka peluang pembangunan daerah berinisiatif lokal, namun juga meminta tanggung jawab masyarakat sendiri untuk masa depan Daerah/Desanya.

like...